Inhouse Training ICF bagi Pendidik

Menghadapi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin komprehensif, Program Studi Fisioterapi FIK UMS terus berbenah dan mendalami keilmuan Fisioterapi yang sedang berkembang di era millenial ini. Sebagai sebuah institusi pendidikan, program studi melakukan upaya peningkatan SDM dengan mengadakan kegiatan Inhouse Training yang diadakan pada Selasa, 12 Desember 2017 di Pringsewu, Jajar, SurakartaKegiatan Inhouse Training tersebut mengambil tema International Functional Classification Functional, Disability, and Health (ICF) yang dimulai sejak pukul 09.00 s/d 16.00 WIB dan sebagai pemateri adalah Arin Supriyadi, S.St.Ft., M.Fis.

diskusi ICF

Kegiatan tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada para Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) di lingkungan civitas Fisioterapi FIK UMS mengenai konsep ICF dalam hal pemahaman yang komprehensif melihat sebuah kasus. Kegiatan ini tentu sangat bermanfaat dimana instrumen penilaian klinis yang diberikan kepada mahasiswa mengacu kepada ICF sebagai sebuah landasan clincal reasoning dalam memberikan intervensi terapi.

Diskusi yang berjalan dengan nuansa akademik tersebut telah menghasilkan beberapa rumusan yang dapat menjadi rujukan bagi civitas akademi Fisioterapi UMS menjadi lebih mudah dalam memecahkan problematika Fisioterapi. Dengan rumusan yang telah terbentuk tersebut, diharapkan mahasiswa dapat melakukan klasifikasi gangguan fungsi dan gerak tubuh manusia secara akurat agar efesiensi waktu pemeriksaan dapat tercapai dan intervensi yang diberikan kepada pasien tepat sasaran.

Konsep ICF sendiri telah dikemukakan oleh WHO pada tahun 2002 namun pengaplikasiannya baru diserap secara klinis di Indonesia sejak 5 tahun terakhir dengan berbagai kolaborasi stake holder dalam lingkup akademik Fisioterapi Indonesia. Harapannya dengan semakin sering menyosialisasikan konsep ICF pada Fisioterapi bagi di lingkup akademik dan klinis, para Fisioterapis di Indonesia semakin mudah dalam memecahkan sebuah kasus yang komprehensif dengan sudut pandang yang menyeluruh pula, tentu dengan target kesembuhan pasien adalah yang utama.