UMS Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Terbaik Se-Asia

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) masuk daftar perguruan tinggi terbaik Asia. Kampus ini merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta di Indonesia yang masuk jajaran 200 perguruan tinggi terbaik se-Asia.

Pernyataan tersebut dikeluarkan lembaga pemeringkatan universitas bernama 4ICU.

Lembaga tersebut merupakan salah satu lembaga pemeringkat perguruan tinggi di dunia yang dapat dilihat dalam tingkat global, regional, dan masing-masing negara.

Rektor UMS, Sofyan Anif, mengatakan, UMS berada di urutan ke-157 dalam jajaran 200 universitas terbaik se-Asia tersebut. Untuk skala perguruan tinggi Indonesia, UMS berada di peringkat 12, di bawah Institut Teknologi Bandung (ITB).

Adapun peringkat pertama diduduki Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam skala se-Asia UGM berada di peringkat 35.

“Sebelas universitas yang berada di atas UMS merupakan perguruan tinggi negeri. Jadi untuk perguruan tinggi swasta se-Indonesia, UMS menjadi peringkat satu,” kata dia kepada wartawan di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Senin (2/12/2019).

Sofyan Anif menuturkan, ada beberapa kriteria yang dijadikan 4ICU sebagai dasar penilaiannya terhadap perguruan tinggi.

Pertama, perguruan tinggi yang mendapat lisensi atau akreditasi dari organisasi penilai di negaranya.

Kedua, perguruan tinggi yang menawarkan program pendidikan mulai dari sarjana hingga pascasarjana, yaitu magister dan doktoral.

Ketiga, menyediakan pelatihan dan pengajaran yang menggunakan sistem pendidikan tradisional dan melibatkan interaksi langsung (tatap muka), tidak dari jarak jauh.

“Pada prinsipnya 4ICU tidak mendasarkan pada kualitas akademik perguruan tinggi. Tetapi lebih kepada non-akademik,” terang dia.

Pencapaian UMS sebagai satu-satunya perguruan tinggi swasta di Indonesia yang masuk dalam kategori 200 perguruan tinggi terbaik di Asia merupakan sebuah kebanggaan.

“Pencapaian ini akan kami jadikan sebagai penyemangat untuk terus menjadikan UMS sebagai perguruan tinggi yang berkualitas, baik dari segi akademik maupun non akademik,” kata Sofyan Anif.