Beberapa mahasiswa semester 3 hingga 7, alumni beserta pengguna Program studi fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta berkumpul guna membahas kurikulum Fisioterapi.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi demi didapatkan nya konsep dalam proses pembelajaran mahasiswa selama masa perkuliahan. Satu persatu para peserta mengutarakan keluh-kesah dalam proses pembeajaran.
Seperti hanya yang diungkapkan oleh salah satu dosen Program Fisioterapi, Arin Supriyadi. Ia beranggapan bahwa perkuliahan teori tidak memiliki waktu yang cukup sehingga mengorbankan perkuliahan praktek untuk melanjutkan materi yang tertunda.
“Jam teori sangat singkat, hanya 50 menit saja setiap minggunya untuk satu matakuliah. Tidak mungkin melakukan praktek tanpa dasar teori diawal.” Ungkap Arin
Adapun Yusuf Cesar yang merupakan perwakilan dari alumni memberikan masukan bahwa pendidikan bahasa Inggris di semester satu lebih spesifik dalam bahasa yang sering di gunakan dalam ilmu kefisioterapian.
“Materi di semester satu ada bahasa inggris, namun lebih baik spesifik ke fisioterapi sehingga memudahkan mahasiswa untuk memahami jurnal dan buku internasional.” Ungkap mahasiswa yang juga merupakan Presiden mahasiswa Fisioterapi 2016 ini.